Minggu, 27 November 2011
perang aceh
Dalam sejarah Kebudayaan Yunani terkenallah suatu zaman yang bernama "Epic Era" (900—700 sb.M.). Masa Kepahlawanan. Dalam zaman yang penuh semangat perang ini terciptalah sekumpulan syair yang bernama "Hias Dan Odyssea", karya penyair kenamaan Homerus, Syair ini berisi kissah-kissah yang membangkit-bangkit dan njenyentak-nyentak semangat perang bangsa Yunani untuk melawan musuh-musuhnya.
Dalam sejarah kesusasteraan dunia, Hias Dan Odyssea sangat terkenal. Selama masa hampir 3000 tahun setelah Hias Dan Odyssea, pujangga-pujangga dunia belum lagi dapat mempersembahkan kepada ummat manusia sebuah karya sastra kepahlawanan yang menyamai, apalagi mengatasi Hias Dan Odyssea.
Syukurlah, dalam nyalanya api peperangan antara Aceh dengan Belanda yang berlangsung selama lebih 50 tahun itu, seorang Ulama-Penyair Haji Muhammad, yang lebih terkenal dengan nama julukan Teungku Tjhik Pante Kulu, telah berhasil mempersembahkan kepada Dunia-Kemanusiaan sebuah karya sastra besar.
Karya sastra tersebut, kemudian termasyhur dengan nama Hikayat Prang Sabi, yang telah menyala bakarkan semangat rakyat Aceh melawan Belanda. Lama sudah Hikayat Prang Sabi berlalu sepi dalam perjalanan sejarah, sehingga hampir-hampir ia seakan-akan tidak pernah ada, oleh karena untuk sekian lamanya belum ada satu usaha untuk mengungkapkan kembali karya sastra besar itu dengan satu studi yang mendalam.
Karena itu, kami menganggap bahwa usaha Saudara A. Hasjmy yang telah berhasil menyusun sebuah buku, yang menguraikan hal ihwal sekitar Hikayat Prang Sabi, adalah usaha yang patut mendapat sambutan hangat dari masyarakat bangsa Indonesia. Semoga buku yang bernama "Hikayat Prang Sabi menjiwai Perang Aceh Lawan Belanda" akan dapat memperkaya Dunia Kesusastraan Indonesia, di samping mengungkap apa sebenarnya Hikayat Prang Sabi itu, sehingga membuat serdadu-serdadu Kolonial Belanda mati ketakutan apabila mendengar namanya saja.
Di samping itu ingin kami nyatakan pula bahwa selain dari Hikayat Prang Sabi, yang memang satu karya sastra, besar, juga masih banyak karya-karya sastra yang lain dalam bahasa Aceh, yang bermutu tinggi, baik yang diciptakan di zaman Kerajaan Aceh atau yang dikarang dalam masa peperangan dengan Belanda, seperti Hikayat Putroe Bungsu, Hikayat Maleem Dagang, Hikayat Banta Beuransah, Hikayat Tajool Mulook Bangkawali, Hikayat Nun Parisi dan lain-lainnya.
Read more: http://www.atjehcyber.net/2011/11/apa-sebab-rakyat-aceh-sanggup-berperang.html#ixzz1ervYY1ID
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar